Kontroversi Pornografi dan Kemunafikan

RUU (Rancangan Undang-Undang) Pornografi dan Pornoaksi sungguh mengundang reaksi yang luar biasa pada masyarakat, ada yang mendukung, ada yang menolak dan ada pula yang meminta ditelaah lebih dalam.

Bagi Lengkong, yang hanya seorang dari golongan masyarakat awam yang kurang paham arti sebuah hukum memandang reaksi yang timbul membuatnya tambah bingung.
Pornografi, sebuah istilah yang kurang begitu jelas artinya bagi masyarakat awam seperti Lengkong dan Gendut.

''He.. he.. he.. telanjang ya...'', begitu sahut Lengkong saat ngobrol di pos kamling depan rumahnya.

''Hmmm... iya ya.. telanjang dan pasti telanjang..'', tambah Gendut dengan mimik serius.

''Kalau begitu kita mandi nggak boleh telanjang dong ?'', tanya Lengkong sambil menghisap dalam - dalam sebatang rokok kretek kegemarannya.

''Ya nggak dong Kong..., yang dimaksud undang-undang itu adalah menunjukan aurat di depan orang banyak dan bisa membuat orang lain jadi teransang birahinya...'' ungkap Gendut sok tahu.

Lengkong sadar kalau suatu hari Gendut pernah bergolak birahinya hanya karena mendengar desahan mesra lewat pesawat telepon pada sebuah layanan ngobrol-ngobrol online yang sekarang sedang marak menjamur di Bali.

''Terus kalo denger suara yang bisa bikin darah birahi mendidih juga dilarang...?'', desak Lengkong.

''Ya pasti juga dilarang...'', mantap Gendut.
''Yang jelas aku sangat mendukung undang-undang itu, moral bangsa kita bisa bobrok kalau pornografi beredar bebas'', lanjutnya dengan mimik serius.

Lengkong terdiam sesaat, sambil mangut-mangut ketawa dalam hati, padahal Gendut paling sering main telepon layanan ngobrol ngalor ngidul itu.

Sambil melanjutkan menghisap dalam-dalam rokoknya, Lengkong mengambil hp-nya si Gendut. Terlihat jelas dalam hp itu ada gambar syur ''Diah'' yang konon seorang model dari Bali.

Lengkong kembali senyum dalam hati seraya mengembalikan hp milik si Gendut.

''Ke kuta yuk..., refreshing ke pantai...'', ajak Lengkong seraya berusaha mengalihkan pembicaraan tentang pornografi yang mulai membuatnya sebel.

Gendut kegirangan mengangguk lalu mengambil kunci motor bututnya. Sepanjang perjalanan ternyata Gendut tetap meneruskan pembicaraan tentang pornografi yang katanya dilarang agama dan bisa membuat moral bangsa rusak dengan berbagai kotbah tentang ajaran - ajaran agama.

Hingga Lengkong pun berdoa, ''Ya Tuhan semoga Engaku menyadarakan orang - orang yang suka ngomong tentang AjaranMu agar tingkah lakunya pun sesuai dengan omongannya...''. Lengkong masih mengingat jelas suatu kejadian kala Gendut tertangkap basah pak hansip berduaan di kost-an Koncreng jam 4 pagi, seorang gadis manis pekerja Cafe beberapa bulan lalu.

Sesampai di pantai Lengkong sibuk mencari-cari dagang teh botol karena kehausan dan meninggalkan Gendut dengan mata yang berbinar-binar menyaksikan banyak turis memakai bikini.

Setelah puas menikmati sebotol teh botol dingin, Lengkong mengajak Gendut mandi di laut pantai kuta yang biru.

Gendut mengangguk sambil membuka baju kemeja dan celana jeans-nya, memamerkan perutnya yang gendut.

''Awas Ndut... kamu jangan telanjang... pornografi itu...'' teriak Lengkong mengingatkan.

Lengkong mandi dengan kaos oblong dan celana pendeknya, dan Gendut-pun mandi dengan kemeja dan jeans-nya.

Pemandangan yang aneh, mandi di lautpun harus memakai kemeja dan celana jeans. Gendut pun mengerutu karena tidak bisa berenang sambil memakai jeans namun berusaha tabah sebagai seorang warga negara yang taat hukum.

Sungguh sangat tidak mengenakan bagi turis kalau harus berenang dengan kemeja dan daster di pantai kuta, trus gimana caranya turis berjemur kalau memakai baju, bukankah mereka datang karena ingin mandi dan berjemur di Bali... pikir Lengkong bingung.

Kalau meningkatnya kasus pemerkosaan dijadikan sebuah alasan, kenapa di Kuta sangat jarang ada kasus pemerkosaan ya.. padahal di Kuta turis pakai bikini udah dari tahun dodol... membuat Lengkong tambah bingung.

Kalau turis enggan datang ke Bali... bisa ditebak.... hancur-lah kita semua. Kemaren gara-gara bom yang korbannya lebih banyak saudara sendiri saja, turis sudah mulai jarang datang ke Bali. Banyak yang di PHK...

Kembali ke si Gendut, Lengkong tak habis pikir dan mengambil kesimpulan kalau pornografi dan kemunafikan itu batasnya sangat tipis. Lengkong berpendapat kalau pornografi itu semua kembali ke diri sendiri. Kalau kita memang tidak berpikiran kotor, biar orang telanjang di depan matapun tetap tidak membuat kita bergeming. Ajaran agama akan lebih baik diamalkan oleh masing - masing orang bukan dengan digembar-gemborkan kepada orang lain, toh Tuhan Maha Tahu, bukan ?

Apakah undang-undang ini berlatar belakang bisnis? tanya Lengkong dalam hati. Ahh.. nggak.. atau mungkin juga iya... toh kita semua tahu kalau Mbak Nginul Dara Ngebor sekali pentas ngebor sebuah sumur dibayar Rp 125.000.000,- , jadi berapa kerugian Abang Omar Berirama yang gak kebagian jatah pentas?

Dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar